Very Senpai

Blogger & Tech Enthusiasm

Cara Port Forwarding Indihome Router ZTE F609

Hello, Bagi kalian pengguna indihome mungkin sudah tahu kalau indihome menyediakan ip public pada pelanggannya walau itu tipe dynamic yang berubah ubah. Meski begitu kita masih bisa memanfaatkannya dengan menggunakan DDNS untuk mensiasati IP Public dynamicnya. Nah kan udah selesai tuh masalah IP dynamic, di artikel ini ada cara untuk membuka port tertentu untuk IP tertentu menggunakan fitur Port Forwarding pada router (pada case ini, saya contohkan tipe F609). Dengan membuka port pada router kita akan bisa diakses oleh internet untuk bisa megaktifkan service sesuai port yang dibuka.

Contoh port service yang sering dipakai:
– FTP: 21, 20
– SSH: 22
– Winbox: 8291 (Mikrotik)
– Web HTTP: 80
– Web HTTPS: 443 (SSL)

– Telnet: 23
– Mail SMTP: 25
– Mail POP3: 110
– Mail IMAP: 143
– NTP: 123
– PPTP: 1723

Selanjutnya jika kalian sudah tahu port service yang mau kalian kita akan lanjut ke port forwarding, untuk kali ini saya contohkan menggunakan modem router dari indihome tipe ZTE F609 (kebetulan itu yang saya pakai). Ok lanjut, untuk login ke router kalian bisa pakai HP/Laptop/PC yang sudah terhubung ke router baik itu pakai kabel lan atau pakai WiFi. Jika sudah terhubung loginn dengan masukkan IP 192.168.1.1 di address bar seperti gambar di bawah ini.

Setelah itu masukkan username dan password, biasany kalau belum diganti kalian bisa masukkan credential dibawah ini:

Username: user
Password: user

Username: admin
Password: Telkomdso123

Setelah login kamu akan di alihkan ke webfig dari router. Masuk ke tab Application > Application List > Click here to add an application. Maka selanjutnya kamu akan menemui tampilan seperti di bawah ini:

Dari sini kalian bisa masukkan Application Name (bebas isinya), kalau di saya karena saya ingin memakai untuk webserver maka saya buka port 80 dan port 443. Dan di seperti diatas saya mau membuka port 22 untuk SSH, maka saya masukkan port 22 di isian diatas (kalian bisa isi portnya sesuai service yang mau kalian gunakan). Setelah selesai tekan tombol add maka pengaturan port tadi akan muncul di tabel di bawahnya seperti gambar di bawah ini.

Setelah selesai membuka port pada Application List selanjutnya kita ke tahap terakhir yakni menerapkan Application List pada IP yang kita kehendaki. Jadi misal kita pasang webserver yang terhubung router dengan IP Static 192.168.1.150 , Maka kita harus terapkan untuk Application List dengan port yang udah kita buat tadi (kalo di saya port 80, 443, port 22nya uda saya hapus karena buat contoh aja ya) ke IP 192.168.1.150. Dengan contoh dibawah ini, kalian masukkan IP yang ingin di buka portnya di LAN Host IP Address dan lalu di AppName pilih Application List yang udah kalian buat lalu klik Add. Contohnya seperti gambar dibawah ini.

Ok sekarang kalian udah selesai membuka port pada IP yang kalian kehendaki. Untuk tahap terakhir kita akan mengecek apakah rule tersebut sudah aktif atau belum. Kita bisa melihatnya di webfig juga pada tab Application > Port Forwarding. Jika sudah aktif maka akan ada centang hijau disisi kiri diikuti dengan rule yang udah kalian buat. Untuk contoh tampilannya kalian bisa lihat di gambar di bawah.

Nah seperti yang kalian lihat, rule pembukaan port nya sudah enable (di case saya 192.168.1.150). Jadi begitulah cara Port Forwarding kalau kalian pakai ISP indihome dengan router ZTE F609. Jika kalian menggunakan router lain mungkin bisa diaplikasikan juga dengan pengaturan webfig yang berbeda. Untuk intinya jika kalian paham konsepnya kurang lebih sama untuk pengaplikasiannya jadi gak usah khawatir. Ok begitulah cara Port Forwarding di ZTE F609 semoga bermanfaat ya!

Cara Direct Boot USB SSD/NVME Ubuntu Server 20.04 Raspberry Pi 4

Hallo Men, ketika searching artikel ini berarti kalian berencana memakai SSD atau NVME pada raspberry kalian dan kalian sekarang berada pada jalan yang benar. Sebenernya mungkin kalian ada yang tau kalau kita bisa pakai SSD untuk OS dengan Berryboot sebagai selector OS ketika booting tapi untuk artikel kali ini beda kita akan direct boot ke SSD/NVME melalui USB tanpa perantara Berryboot atau pakai loader di micro SD sehingga lebih native (menurutku sih). Jadi di tutorial kali ini kalian tidak memerlukan Micro SD sama sekali dan yang kalian butuhkan ialah SSD/NVME (HDD bisa juga sih, cuman powersupply harus ada ya) lalu jangan lupa pakai adapter/converter USB yang terhubung ke Raspberry Pi 4 kalian (direkomendasikan USB Versi 3.0 atau diatasnya).

Ok langsung aja ya, sebenernya gampang banget caranya. Pertama tama kalian download dulu flashernya, yang aku pakai disini namanya balena etcher kalian bisa download disini dan untuk ISO Ubuntu Server 20.04 direct boot kalian bisa download disini (atau ini link forumnya yang menyediakan). sesudah kalian buka linknya donload flasher dan ISO ubuntu 20.04 nya ketika sudah selesai tinggal buka flashernya. maka akan ada tampilan kayak dibawah ini.

Setelah itu pilih flash from file lalu pilih ISO Ubuntu Server 20.04 yang udah kalian download tadi dan selanjutnya di select target masukkan SSD/NVME yang ingin kalian flash dengan ISO tersebut. Setelah itu di langkah terakhir kalian tinggal klik flash dan tunggu hingga loading selesai.

Seteleh proses flashing selesai tancapkan SSD/NVME kalian dengan adapter di raspberry melalui USB 3.0 biar performa maksimal. Tunggu beberapa saat maka booting akan lanjut ke terminal Ubuntu Server (kalian juga bisa mengakses terminal melalui SSH di port 22). Selanjutnya untuk login di terminal kalian bisa masukkan username : ubuntu , password: ubuntu .

Selamat kalian telah sukses menginstall Ubuntu Server 20.04 di Raspberry 4 😀

Pengalaman Eksperimen Raspberry Pi 4 (Versi 4B) Untuk Web Server

Halo semua, kali ini mau sharing aja pengalaman ane yang berhubungan juga sih dengan website ini. Oke langsung aja aku ceritain, ini semua bermula ketika aku nonton youtube channel eta prime disitu dia memakai raspberry pi 4 untuk web server dan aku tertarik dong (aku juga ngelola 3 website) lau aku tontonlah sampe abis. Mulai dari situ aku tertarik banget nih sama raspberry pi & aku riset riset juga kegunaannya bnyak banget dari mulai nas server, plex server, pi hole sampe buat mini PC pun sanggup (gokil sumpah).

Setelah dari situ muncullah eksperimen untuk membuat web server buat 3 domain yang ku kelola (biar gk bayar hosting terus..wkwk), karena kebetulan di rumah jg internetnya nganggur kalo cuman buat gugling & yutub doang..hahaha (fyi: saya internetnya patungan sama saudara yg kebetulan tetanggaan). Mulailah saya saya menabung untuk membeli raspberry pi 4 tercinta tp sebelum itu udah nyicil sih aksesorisnya kayak heatsink passive cooling & adaptornya (karena dijual terpisah, ketika saya gugling).

Pundi pundi kekayaan pun telah terkumpul dan akhirnya sayapun membeli barang tersebut di toko ijo (fyi lagi: saya beli di harga 860an & habis saya beli harganya naik dong. disitu saya belajar pentingnya untuk selalu bersyukur..hehe). Timeskip beberapa hari & kala dihari hujan deras pak kurir datang membawa paket dengan jas hujannya (makasih pak kurir anteraja, anw ane pake gratis ongkir). Segeralah dibuka dong & saya menyadari betapa compactnya board raspberry pi ini, gk pake lama langsung saya pasang thermal pad (saya kasih thermal paste juga) selanjutnya kupasang heatsink passive coolingnya. Dan betapa terkejutnya saya, keren banget jadinya..haha . kalian bisa lihat penampakannya di foto bawah ini.

penampakan raspberry pi 4 dengan heatsink passive, uda pakai penutup gpio juga yang 3D print

Nah gimana keren ya. Ok saya pun ke tahap selanjutnya yakni pasang OS dan fyi aja sebelumnya saya udah siapin juga ISO buat flash raspberry nya dan saya nemu 2 cara yakni yang pertama pakai berryboot & yang kedua pakai direct booting USB. Setelah saya testing keduanya beberapa hari saya pun mutusin untuk langsung direct booting USB ke SSD dan memakai OS Ubuntu Server 20.04. OS pun telah terinstal selanjutnya sesuai banyak tutorial yg saya dapat, aku pun mulai bereksperimen untuk engine webservernya. Sebenernya udah install openlitespeed tetapi karena gk support (sebenernya bisa kalo diotak atik, tp saya mikirnya kalo ada update ntar saya juga yg repot ngurusin bug) akhirnya sayapun memakai webserver nginx + cloudflare.

Setelah beberapa hari ane putusin buat bikin case 3D printing dengan pakai fan 90mm

Mulailah saya konfigurasi semuanya tuh dari firewall sampai web panelnya (disini pakai webmin). kalau kalian pernah hosting vps kurang lebih konfigurasinya sama kok. FYI lagi nih kalian untuk website ini sekarang udah di hosting di raspberry pi 4B saya jadi kalian bisa merasakan sendiri performanya gimana (menurut saya sih bottleneck di ISP aja, upload cuman 10mbps cuy). Bukan tanpa kendala ketika membuat server ini dapat berjalan 24/7 di rumah, masalahnya yang saya temui yakni :

1. IP ISP yang dynamic yang berganti setelah beberapa hari tapi ini bisa diatasi dengan DDNS (Saya pakai DDCLIENT di ubuntu yang saya koneksikan ke cloudflare)
2. Ketika mati listrik server & internet mati (bisa diatasi dengan memakai UPS, anw saya uda pakai UPS sekarang)
3. Ketika mati listrik/ restart router ISP kadang dapat IP Private yang jadinya server tidak bisa diakses melalui internet tapi bisa diatasi dengan solusi restart modem sampai dapat IP Public atau ngebridge router ISP dengan mikrotik pakai script auto Redial PPPoE sehingga kalau dapat IP Private mikrotik auto redial sampai dapet ip public (kalau saya sendiri pakai mikrotik tetapi cuman untuk notifikasi kalau IP berganti, maka akan mengirimkan email ke saya)

hasil akhir webserver raspberry pi 4 telah berjalan 3 bulan sejak artikel dibuat

Oh iya bagi kalian yang mau nyoba bikin project webserver DIY kek gini juga nanti aku sediain di artikel selanjutnya aku akan coba share konfigurasi aku dari mulai instalasi OS, konfigurasi firewall ufw, konfigurasi webserver, webmin, konfigurasi ddns (kebetulan pake isp plat merah yg ipnya gonta ganti), dan juga cloudflare ssl. Untuk artikel ini share aja pengalaman aku pas mau bikin webserver, anw semoga kalian gk eneg bacanya..hehe.

Apa Itu SoC? Apa bedanya Dengan CPU atau GPU?

Hello readers, kalian mungkin sering lihat ketika kita melihat spesifikasi dari handphone pasti ada SoC (System on Chip). Seorang pembeli smartphone yang prefer performance dari sebuah smartphone pasti pertama kali lihat SoC apa yang dipakai setelah itu baru harganya berapa…haha . Benar sekali, SoC merupakan tolak ukur performa dari sebuah smartphone baru setelah itu baru diikuti yang lain seperti kustomisasi OS, resolusi layar, software bawaan..dll.

Jadi apa sebenernya SoC itu, apa bedanya sama cpu yang ada di laptop dan pc kita? Jadi, kalo dibilang SoC itu CPUnya smartphone emang bener juga karena SoC juga mencakup CPU suatu smartphone, Tetapi SoC lebih dari itu SoC juga mencakup GPU (untuk proses grafis), ISP(preprosessing kualitas camera), Modem(proses konektifitas)..dll . SoC itu juga sering disebut chipset karena mengatur CPU, GPU, DSP, ISP, Modem..dll secara bersamaan.

Oleh karena itu menurut ane, pemilihan SoC itu lumayan penting karena mencakup banyak faktor. Misal nih kalo kamu pengguna multitasking pilih SoC dengan CPU multicore yang kuat, kalau pengguna untuk gaming pilih GPU yang kuat, Kalau pengguna video atau fotografi bisa pilih ISP (Image Signal Processor) yang terbaru yang bisa memenuhi kriteria kamu (contoh: rekam video 4K 60fps, atau foto gambar resolusi super tinggi 48MP misalnya).

Sekarang udah banyak produsen SoC yang bisa kamu pilih, dan yang paling terkenal Snapdragon, Mediatek & Exynos. Kalau yang gak terlalu terkenal ada Allwinner, Rockchip, Intel, Marvell..dll . Semua brand SoC tersebut mempunyai banyak produk SoC mulai dari entry level sampai high end dan berbagai platform juga, ada tablet, lightweight laptop, convertible, tv box..dll.

Intinya SoC tuh merupakan bagian yang vital dari suatu smartphone (dan yang lain), baik kalian gunainnya cuman buat sosmed maupun ngegame bakal terasa banget impactnya. Walau begitu menurut ane dengan perkembangan teknologi saat ini SoC akan berkembang terus dan mungkin juga nantinya akan bertambah fitur baru kaya RTX (ray tracingnya nvidia) atau tensor core (Prosessor buat komputasi AI) mungkin…wkwk

Gitu aja kali ya, lama lama penulis ini jadi ngelantur kemana mana..wkwk Semoga bermanfaat gan!

Laptop, Desktop atau Tablet PC? Mana Yang Terbaik?

Halo Men, Pernah kepikiran untuk beli komputer tetapi bingung pilih yang mana? Sebelum kita masuk ke tahap selanjutnya sekarang coba kita pikirin dulu, tujuan beli komputer untuk apa? Apakah itu untuk sekolah, kuliah, pekerjaan dalam ruangan, pekerjaan di lapangan, gaming atau mungkin mencakup beberapa dari yang saya sebutkan tadi? Nah, dari pertanyaan tadi akan mempermudah pilihan kita untuk memilih komputer yang sesuai.

Oke kita mulai aja kalo begitu, disini aku anggep kalian punya budget yang sama untuk ketiga pilihan dibawah, dan kita mulai aja dengan pilihannya:

  • Komputer Desktop

Dengan memilih komputer desktop kamu memprioritaskan performa dan kemampuan untuk upgrade hardware tetapi mengorbankan mobilitas. Komputer desktop cocok buat kamu yang menggunakan komputer secara stationary yakni pada satu tempat dan tidak berpindah pindah. Pada budget yang sama desktop PC menawarkan performa yang lebih baik jika dibandingkan dengan laptop atau tablet lalu selain itu menwarkan upgradeability yang bagus dengan versatility hardware sesuai kebutuhan kamu yakni kamu bisa merakit PC sesuai kebutuhan / keinginan kamu sendiri. Performa PC Desktop merupakan sweet spot jika kamu membutuhkan kekuatan komputasi yang terbaik yang bisa diandalkan bahkan untuk work load berat sekalipun.

  • Laptop

Dengan memilih laptop kamu lebih memprioritaskan mobilitas dengan sedikit opsi upgrade. Laptop cocok buat kamu yang menggunakan komputer tidak hanya dirumah saja tetapi bisa dibawa kemanapun walau biasanya dilengkapi baterai yang tidak terlalu bertahan lama tetapi cocok untuk komputasi mobile yang tidak terlalu lama (rata rata 2 hingga 3 jam on load). Meski dengan baterai tidak terlalu besar kamu bisa mengatasinya dengan melakukan charging pada tempat tertentu jika mendukung dan karena fitur ini biasanya laptop akan lebih berat untuk dibawa daripada tablet atau convertible laptop. Walau tidak secepat pc desktop dengan budget yang sama, laptop tetap memiliki performa yang lumayan untuk work load tidak terlalu berat.

  • Tablet / Convertible Laptop

Dengan memilih Tablet / Convertible laptop berarti kamu sangat memprioritaskan mobilitas tanpa dukungan upgrade. Tablet cocok buat kamu yang sering bepergian atau melakukan kegiatan komputasi tanpa/sedikit tempat untuk charging, biasanya tablet dilengkapi baterai yang tangguh (biasanya bertahan 5 – 8jam) jadi kamu gak perlu khawatir kalau kegiatan komputasi kamu terganggu. Meski dengan dukungan baterai yang hebat ini berdampak juga pada performa karena tablet lebih hemat daya dibandingkan laptop, dengan budget yang sama tablet cukup untuk menjalankan wokload ringan hingga sedang. Selain itu kelebihan lain tablet yakni ringan dan tidak membutuhkan space yang besar dibanding laptop.

Dengan list diatas kita bisa simpulkan kalau setiap device diatas memiliki kekurangan dan kelebihan masing masing dan diperuntukkan sesuai kebutuhan dari karakteristik customer itu sendiri. Entah itu untuk gamers, pekerjaan ataupun hiburan, setiap orang punya kebutuhan komputasi yang berbeda beda.

Apakah kamu sudah menentukan mana yang cocok buat kamu?

Mending Integrated GPU/APU atau Discrete/Dedicated GPU?

Hello Men, dengan bertumbuhnya teknologi fabrikasi yang makin kecil saya jadi teringat komputer pertama saya dengan CPU Pentium 2 dari intel yang masi 250nm dan jika dibandingkan saat ini (2020 pada saat saya nulis ini) sekarang udah 7nm aja. Bayangin aja tuh sekecil apa sampe 35x lebih kecil dari 250nm. Ok cukup nostalgianya, tetapi berhubungan dengan tadi, sekarang dengan fabrikasi semakin kecil membuat produsen bisa menyematkan integrated GPU yang lebih baik pada setiap generasinya.

Kalian pun pasti tahu konsol game PS4 atau Xbox One, kalau belum tahu konsol konsol tersebut itu menggunakan integrated GPU / APU loh dan gak cuman itu generasi PS5 dan Xbox Series X juga menyusul dengan teknologi yang lebih baru tentunya. Tetapi untuk PC, APU / Integrated GPU saat ini masih belum bisa mencapai performa GPU entry level sekalipun (saya bandinginnya Vega 8 & GT 1030). Semoga saja kedepannya Integrated GPU bisa lebih variatif dari low end sampai high end.

Jadi kalau discrete GPU gimana? menurut saya discrete GPU dibanding iGPU, discrete GPU lebih independent dalam mengolah grafis di PC jadi tidak mempengaruhi kinerja CPU yang membuat keduanya berjalan secara optimal. Sedangkan iGPU karena menempel pada APU pastinya akan mengurangi jatah alokasi CPU di chip APU jadi membuat keduanya tidak terlalu maksimal dan juga karena setiap chip mempunyai power limit daya setiap pemrosesan yang terjadi kadangkala akan terjadi bottleneck/overheat jika CPU dan GPU melakukan task berat secara bersamaan.

Jadi mana yang cocok buat kamu iGPU atau Discrete GPU? Jadi disini akan saya jabarkan menjadi 2 point:

  • Integrated GPU

Integrated GPU cocok buat kamu yang membutuhkan perangkat budget oriented. Jadi karena iGPU itu sepaket sama CPU, biaya APU biasanya lebih ekonomis (dan juga hemat daya) karena kamu gak perlu beli GPU lagi dan kamu juga masih bisa upgrade discrete GPU kedepannya. Meski begitu APU mempunyai performa CPU/GPU yang tidak terlalu optimal dibanding dedicated CPU/GPU.

  • Discrete GPU

Discrete GPU cocok buat kamu yang membutuhkan perangkat yang performance oriented. Jadi karena CPU dan GPU dedicated atau mempunyai space masing masing. Kinerja CPU/GPU menjadi lebih optimal karena tidak berbagi alokasi chip dan masing masing hardware punya power limitnya masing masing. Meski begitu umumnya discrete GPU lebih membutuhkan biaya lebih tinggi dibanding APU.

Oke, jadi apa kamu sudah menentukan mau pilih yang mana?

Jenis Aspect Ratio 16:9 4:3 21:9 Etc dan Penggunaannya

Pernah gak sih kalian pas ngedit foto / video atau melihat spesifikasi layar menjumpai aspect ratio seperti di judul artikel ini baik itu 16:9 16:10 4:3 21:9 dll. Mungkin ada yang gk tau atau mungkin belum tahu, anyway aku bakal jelasin ke kalian macem macem aspek rasio dan keguanaannya secara umum. Ok, kita mulai list nya:

  • Aspect Ratio 16:9

Kita mulai list ini dengan aspect ratio yang paling umum digunakan untuk video, layar hape 2017 kebawah dan monitor. Aspek rasio ini sering digunakan untuk pembuatan video konten lainnya karena screen perangkat yang kebanyakan mendukungnya. Sebagai contoh saja video pada youtube mayoritas menggunakan video beraspek rasio 16:9 dengan resolusi yang mengikuti baik itu 720p, 1080p, 1440p ataupun 4k. Dan sebagai tambahan ketika kita mengambil video maupun foto pada kamera (hape maupun dslr) selalu ada opsi resolusi pada 16:9.

  • Aspect Ratio 9:16

Sebenarnya aspect ratio ini adalah aspect ratio 16:9 yang scara vertical. Aspek rasio ini merupakan versi potrait dari 16:9 yang membuatnya menjadi 9:16. Penggunaannya sering kita dapati ketika kita mengambil gambar maupun video secara potrait dan sekarang sudah banyak platform yang mendukung aspek rasio ini seperti youtube, instagram dan tiktok (sekarang lagi booming). Meski banyak platform yang mendukung kontennya tidak sebanyak versi landscapenya.

  • Aspect Ratio 4:3

Untuk aspek rasio 4:3 sebenarnya udah ada dari jaman dahulu sejak awal mula TV tabung dan LCD membanjiri pasar. Aspek rasio ini pun sampai sekarang juga sering kita jumpai ketika kita melihat video lama di youtube ataupun foto lama kalian. Meski begitu aspek rasio ini juga masih digunakan pada kamera kalian baik itu hape maupun dslr, aspek rasio ini selalu ada dan menjadi opsi ketika kalian ingin mengambil foto maupun video.

  • Aspect Ratio 1:1

Selanjutnya aspek rasio 1:1 atau kotak persegi dan ini aspek rasio yang sama tuanya atau lebih tua dari 4:3. Hampir sama seperti 4:3, aspek rasio ini masih banyak kita jumpai pada konten di internet. Pada kamera kalian pun juga biasanya ada opsi untuk aspek rasio ini baik itu untuk pengambilan gambar maupun video.

  • Aspect Ratio 16:10

Aspek rasio ini ada sebelum 16:9 dan biasa digunakan pada layar monitor widescreen handphone, dan tablet dengan sedikit pelebaran. Meski jarang masih ada beberapa konten yang menggunakan aspek rasio ini baik itu foto dan video yang bisa kita jumpai saat ini. aspek rasio ini sudah jarang dijumpai semenjak pada tahun 2008 dan merupakan versi upgrade dari 16:9 dengan sedikit pelebaran.

  • Aspect Ratio 21:9

Gimana udah banyak kan yang aku sebutin dan untuk aspek rasio ini sering disebut dengan ultrawide pada monitor dan untuk konten creation menyebut ini aspek rasio cinemascope karena sering digunakan untuk video cinematik. Menurut penggunaannya aspek rasio ini sering kita jumpai pada monitor komputer dengan nama ultrawide monitor dan pada smartphone juga kadang kita bisa jumpai pada seri flagship.

  • Aspect Ratio 19.5:9

Yang terakhir adalah aspek rasio 19.5:9, dan yang terakhir ini sering kita jumpai pada aspek rasio smartphone kalian. Meski tergolong baru tetapi karena banyak industri yang mengadopsi aspek rasio ini untuk ukuran layar produksi ponsel mereka aspek rasio ini semakin booming, dan sekarang mulai banyak content creator yang menggunakan aspek rasio iuni untuk pembuatan konten mereka karena mereka mengopstimasi untuk pengguna ponsel dan juga meski user menggunakan aspek rasio 16:9 atau 16:10 , user masih bisa menonton video dengan sedikit black bars diatas bawah tapi itu tidak masalah bukan.

Nah mungkin itu aja sih yang aspek rasio yang umum digunakan saat ini menurut aing yang bisa kusebutin, jadi intinya masing masing aspek rasio tuh punya penggunaan masing masing dan tujuannya.

Aplikasi Editor Video Terbaik Untuk Android

Saat ini dengan perkembangan teknologi ngedit video pun bisa dilakukan di OS android. Meskipun jika dibandingkan dengan editor Video di PC, editor video di android mempunyai limitasi pada beberapa fitur, tetapi semakin kesini editor video di Android kini sedikit demi sedikit menghadirkan fitur editing yang dulunya hanya ada di PC. Dan dari sekian banyak aplikasi di android, berikut ini beberapa aplikasi yang menurut saya terbaik untuk saat ini yang diantaranya adalah:

  • Kinemaster

Yap kinemaster saya taruh di list pertama list ini. Kinemaster mempunyai fitur yang sangat lengkap dibanding editor lain yang antara lain bisa membuat editing video multi layer lebih dari aplikasi lain. Selanjutnya untuk menurut saya fitur fitur seperti greenscreen PiP (Picture in Picture), transisi, audio filter, greenscreen..dll yang menurut saya fiturnya lebih matang dari lainnya. Dan yang terakhir komunitas dari kinemaster menurut saya yang paling besar, kalian bisa dengan mudah mencari tutorial ataupun bertanya melalui forum forum editing kinemaster.

  • Powerdirector

Lanjut ke urutan kedua menurut saya PowerDirector pantas untuk dinobatkan menjadi nomor dua. Sebagai pertimbangan saya memilih aplikasi ini ialah dukungan import dan render hingga 4K 60fps. Selain itu meski fiturnya tidak selengkap kinemaster, PowerDirector menawarkan fitur inti dengan beberapa pembatasan seperti limit jumlah layer dan kustomisasi layer lebih simple. Meski begitu powerdirector mempunyai interface yang menurut saya lebih mudah untuk dikuasai dan fitur fiturnya tergolonghampir bisa menyamai kinemaster.

  • Viva Video

Ketiga ada Viva Video dengan fitur resource yang sangat bervariasi dari filter video, audio dan banyak template lainnya membuat viva video layak dapat peringkat ketiga versi saya. Dengan fitur inti yang sama dengan editor video diatas Viva Video lebih mengutamakan user friendly interface dan feature resourcenya yang banyak yang lucu lucu membuatnya editor video yang cocok untuk kalangan mayoritas cewek (yang cowok juga ada). Salah satu feature viva video yang tidak ada di editor video lain yakni beautify, yang bisa membuat wajah kamu jadi lebih good looking dengan mengimport video kamu dan add effect beautify di aplikasi ini.

  • Filmora Go

Dengan jargon go didalamnya filmora go memang dikhususkan untuk editor video yang simple & problem solving. Filmora go menurut saya lebih simple dari editor video diatas dan hanya menawarkan fitur fitur yang penting saja dengan minim kustomisasi walau begitu filmora go memang dikhususkan untuk pengeditan video yang cepat. Meski begitu Filmora Go dapat kamu andalkan untuk pengeditan ringan harian kamu.

So guys, diantara aplikasi editor video android ini menurut kamu mana yang paling bagus atau kalian punya pilihan lain selain di list ini? Yah list ini merupakan pengalaman dari yang aku ketahui selama ini dan mungkin aja bisa salah CMIIW. Jadi intinya pilihlah aplikasi manapun yang kalian suka dan nyaman pakainya karena apa yang aku sarankan belum tentu cocok untuk kalian. Happy editing guys 😀

Cara Screen Mirroring Android ke PC atau Laptop

Pengen coba live streaming tapi game android & kamu nggak tahu cara mirroring layar Android ke PC atau Laptop? Disini saya akan membeberkan cara untuk mirroring layar Android kalian & untuk caranya sendiri, Sebenernya ada 2 opsi interface yang antara lain:

  • Mirroring lewat kabel USB

Mirroring menggunakan kabel USB menurut saya yang paling cepat dan minim latency dengan kualitas gambar yang bagus pula. Tetapi untuk kekurangannya kamu harus mengaktifkan dulu di opsi pengembang & enable USB Debugging. Untuk mengaktifkan fitur ini pun tidak sesimpel ketika kalian mirroring lewat Wifi & itulah kekurangannya menurut saya (ribet untuk pengkoneksiannya) & juga kalian tidak leluasa bergerak karena android harus tertancap USB ketika mirroring dengan kabel.

  • Mirroring lewat Wifi

Selanjutnya untuk screen mirroring menggunakan wifi menurut saya berbanding terbalik dengan menggunakan kabel USB. Mirroring dengan Wifi juga tergantung dari spesifikasi modem Wifi Android dan Router (Untuk saat ini Wireless AC yang cepat & terjangkau). Dengan kualitas yang & latensi lebih jelek daripada menggunakan kabel, keunggulan lain dari mirroring Wifi yaitu kamu bisa leluasa dimanapun dalam mirroring selama ada dalam jangkauan router wifi.

Nah itu dia untuk pilihan interface dalam mirroring & mungkin sebenernya ada opsi lain tapi gak saya masukkan karena nggak worth it (misal bluetooth). Dan selanjutnya dibawah ini saya akan menyebutkan aplikasi android yang mendukung mirroring dengan 2 opsi diatas & Aplikasi tersebut antara lain:

  • Vysor

Pilihan pertama kalian bisa menggunakan Vysor, dengan kompatibilitasnya kalian bisa menginstal Vysor melalui aplikasi installer atau hanya dengan ekstensi browser yang lebih simple. Selain itu Vysor juga mendukung OS yang beragam baik itu windows, Linux maupun MacOS.

  • APowerMirror

Selanjutnya adalah Apowermirror, sama dengan Vysor, Apowermirror menawarkan fitur yang lebih lengkap seperti dukungan cross platform. Jadi kalian bisa mirroring android ke PC & juga sebaliknya. Selain itu fitur lain adalah whiteboard dan perekaman mirroring built in.

Yah jadi menurutku apapun aplikasinya yang penting adalah stabilitas dan kualitas dari mirroring itu sendiri. Aku nggak bisa bilang yang ini lebih baik & sebaliknya karena masing masing aplikasi diatas selalu berkembang terus. Jadi pilih aja yang cocok untuk kalian ya, nggak harus pakai list diatas juga gk apa apa kok.

Pengertian Pengaturan Speaker Stereo, Mono, 2.1 , 5.1 dan 7.1

Pasti kalian pernah pas lihat produk speaker ada tulisan seperti di judul baik itu stereo, 2.1, 5.1 dan 7.1. Sebenernya tuh angka angka tadi ngejelasin spesifikasi dari speakernya. Ok gak usah lama lama kita bahas aja mulai dari yang banya kalian dengar atau mungkin yang kalian pakai saat ini yaitu:

  • Speaker Stereo

Yang pertama dan sengaja saya bahas dulu ialah speaker stereo, dari produk smartphone, TV, PC, Laptop..dll rata rata menggunakan implementasi stereo yang memakai 2 speaker kiri dan kanan untuk mengeluarkan suaranya. Untuk kualitas suara juga lebih immersive untuk sistem stereo ini sehingga sangat populer dan diadaptasi untuk berbagai macam peralatan yang membutuhkan speaker untuk entertainment. Untuk saat ini juga banyak sekali pengembangan dari sisi software untuk sistem stereo yang mungkin sering kalian sudah dengar antara lain Dolby Stereo Surround Sound, DTS Surround sound…dll. Dengan memakai fitur tersebut bisa mengemulasi suara surround pada speaker stereo kamu untuk pengalaman mendengarkan film ataupun lagu yang lebih immersive dan terkesan real posisi suaranya.

  • Speaker Mono

Yang kedua yakni speaker mono yang berarti hanya memakai satu speaker untuk mengeluarkan suaranya. Speaker jenis mono masih digunakan pada peratalatan elektronik kamu. Speaker mono dapat menghemat penempatannya sehingga mudah diaplikasikan ke berbagai peralatan elektronik yang tidak dikhususkan untuk entertainment, dan meski tidak dikhususkan masih banyak juga yang dibuat untuk keperluan entertainment lho. Kalian masih bisa menjumpai speaker jenis mono ini pada perangkat elektronik kalian seperti jam speaker bluetooth, radio portable, smartphone..dll

  • Speaker 2.1

Selanjutnya yang ketiga dan yang mulai banyak digunakan untuk home entertainment / sistem audio saat ini ialah speaker 2.1, kita bisa amati dari namanya yakni 2.1 yang berarti speaker ini ialah speaker stereo dengan tambahan speaker woofer. Speaker woofer yang akan mengatasi suara bass / suara frekuensi rendah sehingga kualitas audio lebih baik daripada stereo only. Speaker ini telah ada dipasaran dan sudah sangat banyak digunakan dari mulai home theater, PC dan juga audio mobil. Dan juga sistem speaker ini sudah mendukung Dolby surround sound dan DTS Surround sound untuk pengalaman yang lebih immersive.

  • Speaker 5.1

Setelah kita mengetahui sistem speaker tadi selanjutnya kita menuju next level of audio system yakni speaker 5.1 dan lagi sama sesuai namanya sistem speaker ini menggunakan 5 speaker yang dipasang mengelilingi ruangan lalu ditambah dengan 1 subwoofer. Untuk speaker 5.1 ini tergolong jarang digunakan dan biasanya hanya digunakan untuk home theatre ataupun yang membutuhkan tingkat immersifitas suara yang lebih nyata. Untuk instalasi speaker ini lumayan menyita waktu dan untuk harganya mid to high sehingga jarang diadaptasi oleh kaum budget friendly. Biasanya sistem surround 5.1 ini menggunakan Dolby / DTS.

  • Speaker 7.1

Ok akhirnya kita menuju sistem speaker paling tinggi untuk saat ini yakni Speaker 7.1. Dengan dilengkapi dengan 7 speaker yang mengelilingi ruangan dan 1 woofer dijamin akan membuat pengalaman kamu saat nonton film atau musik yang mendukung 7.1 searasa sangat immersive dan real. Untuk sistem speaker ini bisa kita jumpai pada bioskop bioskop kesayangan kamu dan juga pada home theater. Dan hampir sama seperti speaker 5.1 , pemasangan speaker ini lumayan menyita waktu karena harus sesuai untuk penempatan setiap speaker tetapi semua ini bakal worth it banget dengan pengalaman yang akan kamu dapatkan nantinya. Sama seperti yang lain biasanya sistem surround ini dikombinasikan dengan Dolby Surround ataupun DTS Surround.

Itulah dia macem macem jenis sistem speaker secara subjektif berdasarkan pengalaman mimin. Tentunya sistem speaker tadi mempunyai marketnya sendiri sendiri dan untuk orang berbeda beda. Kalau secara pribadi sendiri saya bakal pilih speaker 2.1 untuk ruangan PC saya dan speaker 5.1 untuk ruangan TV saya, dengan pertimbangan budget juga..hehe . Nah itu dia kalo menurut aing, kalo menurut kalian paling cocok sistem speaker seperti apa?